ICVR#3 akan diselenggarakan di Dusun Ngadiprono & Ngadidono, Desa Ngadimulyo, Kedu, Temanggung, Indonesia. Kegiatan akan diselenggarakan pada 22–25 November 2018. Lokasi ini di pilih karena ditempat ini terdapat Pasar Papringan, sebuah proyek konservasi papringan (kebun bambu) dengan pendekatan kreatif. Pasar Papringan ini awalnya merupakan Proyek Pra Konferensi ICVR#2 dan kemudian menjadi lokomotif proyek-proyek revitalisasi desa pada area yang lebih luas. Pada area ini akan dilaksanakan beberapa Proyek Pra Konfrensi baru terkait dengan penyelenggaraan ICVR#3. Venue konfrensi akan menggunakan area teduh dan indah kebun bambu Pasar Papringan. Saat tidak ada gelaran pasar, area ini berfungsi menjadi area publik. Para peserta full progam akan tinggal di homestay yang menyatu dengan rumah warga yang juga merupakan salah satu Proyek Pra Konfrensi ICVR#3.

ICVR# akan mengusung tema khusus yaitu COOLABORATION, kata ini berasal dari kata “Cool” dan “Collaboration”, artinya adalah kolaborasi yang keren. Kolaborasi menjadi prasyarat dasar untuk menjalankan program-program Revitalisasi Desa agar program-program tersebut mencapai keberhasilan. Kolaborasi juga memberikan peluang terjadinya sinergi antar pihak.

Semua pihak diharapkan terlibat sejak proses inisiasi kegiatan, dimulai dari pengenalan dan perumusan masalah, perencanaan program, sampai ke pewujudan kegiatan. Anyaman bambu yang menjadi simbol Coolaboration menjadi analogi struktur bangun yang kuat karena jalinan yang saling menguatkan dan terbentuk melalui urutan proses yang benar.

Program ICVR#3

Seminar

Narasumber dari berbagai latar belakang dan kedudukan, daerah asal, lokal maupun internasional akan berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait dengan tema Desa dan Revitalisasi Desa.

Workshop

Terdapat 2 Workshop Revitalisasi Desa, yaitu Pendidikan Kontekstual dan Teknologi untuk Desa. Workshop akan dipandu narasumber dan fasilitator yang berpengalaman.

Ekskursi

Peserta akan diajak menjelajah desa dan mengunjungi proyek-proyek Pra Konfrensi ICVR#3, untuk melihat dan mendengar langsung dari warga dan pihak yang terlibat tentang proyek-proyek tersebut.

Pameran

Pameran berisi rangkaian proses pengembangan proyek-proyek Revitalisasi Desa yang diinisiasi Spedagi dan PPK ICVR#3, karya-karya kreatif berbasis desa yang berasal dari lokal maupun internasional.

Program ICVR#3

Seminar
Narasumber dari berbagai latar belakang dan kedudukan, daerah asal, lokal maupun internasional akan berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait dengan tema Desa dan Revitalisasi Desa.
Workshop
Terdapat 2 Workshop Revitalisasi Desa, yaitu Pendidikan Kontekstual dan Teknologi untuk Desa. Workshop akan dipandu narasumber dan fasilitator yang berpengalaman.
Ekskursi
Peserta akan diajak menjelajah desa dan mengunjungi proyek-proyek Pra Konfrensi ICVR#3, untuk melihat dan mendengar langsung dari warga dan pihak yang terlibat tentang proyek-proyek tersebut.
Pameran
Pameran berisi rangkaian proses pengembangan proyek-proyek Revitalisasi Desa yang diinisiasi Spedagi dan PPK ICVR#3, karya-karya kreatif berbasis desa yang berasal dari lokal maupun internasional.

Proyek Pra-Konferensi (PPK)

Proyek Pra Konfrensi (PPK) merupakan proyek-proyek bertema Revitalisasi Desa yang diselenggarakan berbagai pihak sebelum pelaksanaan ICVR sebagai sebuah upaya menguji, mewujudkan gagasan, pemikiran, dan konsep-konsep Revitalisasi Desa bertempat di desa dan tempat lain di dalam maupun luar negeri. Sejumlah PPK yang berjalan baik diharapkan meninggalkan kegiatan-kegiatan nyata yang terus berjalan setelah pelaksanaan gelaran ICVR berakhir. Pada ICVR#3, PPK akan terdiri dari proyek revitalisasi area Dusun Ngadidono dan Ngadiprono.

PPK Ngadiprono-Ngadidono merupakan kelanjutan dari proyek Pasar Papringan yang kemudian ternyata memiliki potensi menjadi lokomotif perubahan di dua dusun tersebut. Sementara itu, PPK International direncanakan akan diadakan di dua negara yaitu negara maju/industri dan negara belum maju, dimana keduanya saling terkoneksi. Melalui proyek ini diharapkan diperoleh model program Revitalisasi Desa dimana negara maju dan negara belum maju untuk bisa memasuki Era Post Industri secara bersamaan.

PPK Tambujatra

Tambujatra merupakan akronim dari Taman Bambu Jalan Trasah, sebuah nama yang merepresentasikan kegiatan yang memadukan keindahan kebun bambu dan jalan trasah batu. Keindahan desain lansekap area kebun bambu Pasar Papringan telah menjadi magnet di luar gelaran pasar. Tambujatra diharapkan dapat menjadi ruang publik baru melalui penggarapan desain lansekap yang baik secara kolaboratif.

Inisiasi kegiatan Pasar Papringan dan rencana penyelenggaraan ICVR#3 di Ngadiprono memicu lahirnya gagasan untuk menyediakan fasilitas penunjang berupa penginapan (homestay). Pengembangan Homestay diharapkan menjadi salah satu cara meningkatan kualitas hunian dan lingkungan masyarakat setempat, serta aspek kehidupan sosial-budaya, lingkungan, adat istiadat, arsitektur, tata ruang desa, dan lain sebagainya.

Masyarakat Dusun Ngadidono, dusun tetangga yang berbatasan langsung dengan Dusun Ngadiprono membuktikan adanya potensi kesenian yang baik. Berangkat dari potensi tersebut, kami menggagas pertunjukan berbasis kesenian lokal berkualitas internasional yang terjadwal dan menjadi magnet untuk menarik pengunjung dari luar desa bahkan dari luar kota ke Dusun Ngadidono.

Jelajah
TAMBUJATRA

Homestay
TAMBUJATRA

Sendratari
TAMBUJATRA

Siapa peserta ICVR#3?

Mereka yang akan, sedang, atau sudah berkegiatan kreatif di desa atau memiliki semangat REVITALISASI DESA. Proporsi peserta adalah 50% lokal dan 50% internasional.

*tanggal 25 November adalah hari gelaran Pasar Papringan, bagi peserta yang ingin mengunjunginya Panitia akan memberikan informasi kontak dan alamat hotel di Kota Temanggung agar peserta bisa melakukan pemesanan sendiri.

 

Siapa Pembicara ICVR#3?

RIZKI HANDAYANI M

Deputi BPIK Kementrian Pariwisata
Indonesia
W : kemenpar.go.id
FB : rizki.handayanimustafa

Wanita yang akrab disapa Kiki ini lahir di Palembang, 52 tahun silam. Kiki merupakan lulusan dari Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung dan melanjutkan studinya di bidang Manajemen Kepariwisataan di Victoria University, Australia. Sebelum menjabat sebagai Deputi Bidang Pengembagan Industri dan Kelembagaan di Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Ia terlebih dahulu menjabat sebagai Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara di kementerian yang sama. Pada awal tahun 2018, Kiki dan rombongan staf Kementerian Pariwisata Republik Indonesia memilih lokasi digelarnya Pasar Papringan Spedagi di Ngadiprono, Temanggung, sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan mereka. Kiki berpendapat bahwa belajar dari desa memberikan pencarahan rasa, rasio, dan raga. Dalam diskusi tersebut, Kiki juga berkesempatan berdialog langsung dengan para pegiat revitalisasi desa dari Spedagi. Ia berkomitmen untuk memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan diri di bidang kepariwisataan dan mendukung kegiatan pengembangan wilayah di perdesaan, salah satunya adalah kegiatan ICVR#3. Pertemuan tersebut melanjutkan jalinan kolaborasi antara Spedagi dan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

DR. MITSUHIRO TOKUDA

Arsitek Senior, PhD Design. Associate Professor Kyushu Institute of Technology
Jepang
FB : mitsuhiro.tokuda.7

Tokuda merupakan seorang profesor arsitektur di Kyushu Institute of Technology, Jepang, yang membidangi merevitalisasi sebuah area dengan pendekatan revitalisasi bangunan sebagai langkah awal menstimuli lingkungan. Ia melakukan studi di sebuah pusat kota Kitakyushu untuk mengukur seberapa kosong kota itu dengan mengidentifikasi bangunan yang kosong dan kemungkinan pengembangannya, lalu memulai bisnis kecil untuk merenovasi ruang kosong tesebut bekerja sama dengan pemilik properti. Tokuda dan timnya mengubah pabrik-pabrik kosong menjadi tempat-tempat baru seperti ruang komunitas, kantor, bengkel untuk pengrajin lokal, kafe, dan butik. Karena Ia ingin mengajar orang lain untuk mencobanya sendiri, pada tahun 2011 ia meluncurkan apa yang ia sebut Renovation School di mana para siswaarsitek, perancang, dan pengusaha dapat mengembangkan rencana bisnis untuk menggunakan kembali ruang kosong. Sekolah Renovasi kini telah dilakukan di kota-kota di seluruh Jepang, menciptakan ruang ritel baru dari bangunan yang sebelumnya kosong. Ia mengatakan pendekatan menggunakan kembali ruang dapat menjadi semacam katalis untuk perubahan dengan sinergi multipihak di antaranta pemerintah-warga-konsultan.

ANNA GUEGAN RAHMAH

Lorrina Community,
Tasmania, Australia
W : earthynest.net

Anna Guegan Rahmah (Liana), yang merupakan kelahiran Australia, mendapat gelar sarjana dalam bidang Antropologi Sosial dan telah bekerja di sejumlah daerah dengan ragam budaya di sekitar Australia. Liana saat ini bekerja sebagai konsultan penulis untuk proyek pengembangan masyarakat di Kiribati. Suaminya berasal dari Jawa Barat, dan keluarganya rutin melakukan perjalanan tahunan ke Indonesia untuk mengunjungi sanak saudara dan untuk mengembangkan proyek keberlanjutan di tempat mereka di daerah pedalaman bagian selatan. Di Australia, Liana tinggal di desa terpencil yang berfokus pada kehidupan berkelanjutan dan komunitas tangguh yang disebut Lorinna. Lorinna adalah komunitas kecil yang terbentuk secara tidak disengaja yang terletak di pegunungan utara Tasmania, Australia. Komunitas ini terpencil dan sulit dijangkau, dan dengan demikian cenderung menarik demografi para profesional alternatif yang ingin membesarkan keluarga mereka dalam keadaan yang berkelanjutan. Pada akhir tahun 2017, Liana dan keluarganya mengunjungi Spedagi. Mereka berbagi cerita tentang Lorrina dan kegiatan yang dijalankan oleh komunitas mereka.

UGI SUGRIANA RAKASIWI

Pemimpin Adat Ciptagelar,
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia
W : ciptagelar.info
FB : Kasepuhan-Ciptagelar

Tinggal jauh dari keramaian kota di tempat yang cukup terisolasi dan terpencil bukan berarti jauh dari teknologi. Abah Anom Ugi Sugriana Rakasiwi dikenal masyarakat sebagai Sesepuh Girang (Pemimpin Adat) Kampung Ciptagelar, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sekaligus sebagai orang yang membawa sisi modernisasi ke pelosok kampung. Ia mendekatkan sisi tradisional dengan perkembangan dunia. Meskipun masyarakat Kasepuhan Ciptagelar masih sangat memegang tradisi, pada umumnya masyarakat Kasepuhan Ciptagelar ialah masyarakat yang terbuka. Masyarakat tidak pernah bermaksud melihat diri mereka sebagai obyek pariwisata. Tradisi dijalankan bukan untuk menarik wisatawan, tetapi murni sebagai aktualisasi manusia berbudaya. Berkat tangan terampil Abah Ugi, pemandangan yang terlihat tradisional di Desa Ciptagelar berubah menjadi fenomenal ketika mengetahui bahwa desa ini memiliki stasiun televisi dan radio sendiri. Acara televisi dan radio diisi oleh masyarakat Kasepuhan yang umumnya berisi edukasi atau pengumuman untuk kegiatan tertentu. Abah Ugi mengenalkan teknologi terbaru kepada masyarakat kampungnya tanpa meninggalkan budaya dan tradisi.

UDI HARTOKO

Kepala Desa Pujon Kidul,
Malang, Jawa Timur, Indonesia
W : sie.pujonkidul.desa.id
FB : Dewi Pujon Kidul

Warga Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, berusaha mendobrak stigma desa yang diidentikkan dengan kemiskinan, keterbelakangan, dan kekumuhan. Udi Hartoko yang sejak tahun 2011 mendapat amanah menjadi kepala Desa Pujon Kidul adalah motor penggerak perubahan di desa tersebut. Ia bersama segenap masyarakat desanya  mampu mengubah kampung terbelakang menjadi kampung destinasi wisata yang unik dan menarik dengan cara mengintegrasikan segenap potensi desanya. Ia mengembangankan desanya dengan memanfaatkan potensi alam, ekonomi, dan budaya dengan mengemasnya sedemikian rupa menjadi wisata edukatif bagi pengunjung. Penyadaran masyarakat dan reformasi kelembagaan desa menjadi kunci keberhasilan Udi Hartoko dalam membangun desanya. Ia yakin bahwa kepercayaan dari masyarakat terhadap pemerintah  desa harus didapatkan sebelum memulai proses pembangunan. Keberhasilan Desa Pujon Kidul memanfaatkan Program Dana Desa sebaik-baiknya untuk kemaslahatan masyarakat pun mendapat perhatian dari banyak kalangan sehingga menjadi desa percontohan dalam pengelolaan desa, kebersihan, dan pemberdayaan masyarakat.

UKKE R KOSASIH

Pendiri Circa Handmade,
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
IG : @circahandmade
FB : Circa-HandMade

Ia merupakan lulusan Antropologi Universitas Indonesia serta mantan Manajer Urusan Sosial dan Lingkungan The Body Shop Indonesia. Terinspirasi oleh pendiri The Body Shop, almarhum Anita Roddick, yang dikenal karena pengabdiannya pada masalah sosial, Ukke mendirikan Circa Handmade pada tahun 2006 di Cihanjuang, Bandung. Ia berkeyakinan bahwa kurangnya pendidikan dapat berdampak pada kesempatan kerja yang tidak memadai dan rendahnya harga diri. Perjalanan Circa Handmade diawali dari dibentuknya komunitas yang mengagendakan pemberdayaan perempuan berbasis komunitas untuk membuat mereka percaya diri dan membangun harga diri mereka. Dari proses yang digulirkan di komunitas Circa, lahirlah gagasan ‘Craft for Change’, sebuah program pemberdayaan perempuan berbasis komunitas yang bertujuan membuat perubahan lewat kreasi produktif dengan semangat berbagi yang dikerjakan secara kolektif. Dengan pengalaman Circa, Ukke ingin membuat model bisnis berbasis pemberdayaan perempuan yang bisa diterapkan oleh siapapun, di manapun, dan di bidang apapun. Menurut pengakuannya Ukke adalah salah satu ‘korban’ kampanye pulang dan berkarya di desa-nya Spedagi.

 

DICKY SENDA

Pendiri Lakuat Kojawas, Mollo,
NTT, Indonesia
w : lakoatkujawas.blogspot.com
FB : dicky.christian.senda
IG : @dicky.senda

Dicky Senda adalah seorang penulis lulusan dari Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Jogjakarta. Ia dikenal sebagai penggagas Lakoat.Kujawas, sebuah proyek kewirausahaan sosial dalam bidang seni budaya. Awalnya Ia berniat pulang kampung untuk fokus riset dan menulis novel, namun dalam perjalanannya Ia menemukan banyak hal. Ia bertemu dengan beberapa penutur bahasa adat di Mollo yang sudah sepuh. Ia kemudian berpikir, jika tidak ada dokumentasi atau pengarsipan, tidak akan ada yang mau melanjutkan belajar dan menjadi penerus, sehingga dalam waktu dekat masyarakat desa akan kehilangan banyak informasi penting. Ia pun akhirnya menemukan bahwa konsep kewirausahaan sosial bisa menjadi solusi. Bersama kawan-kawannya, Dicky merancang Lakoat Kujawas sebagai co-working space, tempat anak muda Mollo berkumpul, berdiskusi, dan bekerja dengan sesama orang Mollo atau orang dari luar Mollo. Lakoat.Kujawas, sebuah komunitas orang muda di Desa Taiftob, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur yang mengintegrasikan kewirausahaan sosial dengan perpustakaan warga, ruang kerja kolaborasi, komunitas kesenian, ruang arsip, dan homestay.

BURHAN UD DIN KHATEEB

Pendiri Kashmir Innovation Lab (KILAB) Kashmir, India
FB : burhanuddin.khateeb
IG : @Burhan_ud_din-khateeb

Burhan Ud Din Khateeb menjadi mahasiswa pertama dari Kashmir India yang lulus dari Institut Desain Nasional (NID), i Ahmedabad, India. Dia menyelesaikan proyek kelulusannya tentang “Mengubah Posisi Eksplorasi Tradisional Dalam Kerajinan Bubur kertas di Kashmir”, sebuah penelitian, yang ia lakukan bekerja sama dengan Craft Development Institute of Jammu & Kashmir. Dia adalah seorang perancang produk independen yang mengambil kerajinan tradisional, dan menggunakan teknologi, untuk menciptakan kembali dan menciptakan benda-benda fungsional. Fokusnya saat ini adalah untuk mendukung dan mempromosikan praktik desain berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup produsen dan konsumen. Setelah lulus dari NID pada tahun 2016, ia magang di Spedagi selama 3 bulan. Setelah kembali dari Indonesia, ia memutuskan untuk tinggal dan berkarya di daerah asalnya di Kashmir. Saat ini Burhan bersama teman-temannya sedang membangun Kashmir Innovation Lab. Proyek ini juga merupakan Proyek Pra Konfrensi ICVR#3 yang diselenggarakan di luar Indonesia.

LAVINIA ELYSIA

Manajer Hubungan International Spedagi
Japan
W : spedagijapan.com
FB : spedagijapan
IG : @spedagijapan

Lavinia Elysia lahir pada tahun 1993 di Surabaya, Indonesia. Ia lulus dari Program Studi Desain Interior Universitas Kristen Petra, Surabaya, pada tahun 2015. Selama masa kuliahnya, ia bekerja magang di IBUKU (PT Bamboo Pure) Bali dan menjadi sukarelawan desain Pasar Papringan, sebuah projek revitalisasi hutan bambu oleh Spedagi di Temanggung, Jawa Tengah. Tesisnya adalah penelitian desain tentang pengelolaan limbah padat kota, yang kini sedang dikembangkan menjadi platform pendidikan online dengan nama Trash for Good. Setelah lulus, ia bekerja sebagai dosen desain interior di Universitas Kristen Petra, bekerja magang di open house inc. Jepang dan sukarelawan di Konferensi Internasional tentang Desain untuk Keberlanjutan. Ia telah melakukan penelitian dan aktivitas desain sosial tentang haiko, bangunan-bangunan yang ditinggalkan di Jepang karena fenomena masyarakat yang menua dan penurunan populasi penduduk. Ia menulis sebuah buku dwibahasa berjudul Haiko Nia’s Suggestion, yang diterbitkan di Jepang pada tahun 2017. Sejak tahun 2018, ia bekerja sebagai desainer dan manajer hubungan internasional di Spedagi Japan inc. di Yamaguchi, Jepang.

YULI KUSWORO

Direktur ArKomJogja,
Yogyakarta Indonesia
W : arkomjogja.or.id
FB : arkomjogja2016
IG : @arkomjogja

Yuli Kusworo adalah seorang arsitek lulusan Jurusan Arsitektur, Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, dan sejak 2013 ia melanjutkan studi pasca sarjana di bidang Manajemen Bencana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia telah bekerja selama 2 tahun dalam proyek rekonstruksi besar ketika tsunami melanda Indonesia pada tahun 2004. Dan pada tahun 2006, dia terlibat dalam proyek rekonstruksi lain setelah gempa kuat mengguncang Yogyakarta, kota kelahirannya. Setelah 2 proyek besar ini selesai, beberapa arsitek dan pengorganisasi komunitas merasa bahwa pengalaman mereka bekerja dengan masyarakat harus dikonsolidasikan dan dibagikan kepada orang dan komunitas lain. Dengan keputusan tersebut, Arkomjogja didirikan pada tahun 2008, dengan fokus pada pendekatan partisipatif, pengorganisasian masyarakat dan kepedulian untuk ruang hidup yang memadai. Yuli adalah koordinator dan salah satu anggota pendiri Arkomjogja. Pekerjaan Yuli telah membawanya ke berbagai proyek di seluruh Indonesia yang mempromosikan perumahan yang berkelanjutan dengan tetap menghormati tradisi lokal dan arsitektur tradisional. Ia juga mengajar arsitektur pasca bencana dan perencanaan serta desain partisipatif di beberapa universitas di Indonesia.

.

IMAM ABDUL ROFIQ

Inisiator Lokal Pasar Papringan Ngadiprono, Ngadimulyo, Kedu,
Jawa Tengah, Indonesia
FB : PasarPapringan
IG : @pasarpapringan

Dilahirkan di sebuah desa di Kabupaten Temanggung membuatnya sangat lekat dengan budaya masyarakat desa. Ia merupakan lulusan dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jurusan Sastra Indonesia. Keprihatinannya akan kondisi desa, memaksa dia untuk berpikir apa yang bisa dilakukan untuk membuat sebuah perubahan dari lingkungan terdekatnya. Akhirnya, pada Bulan November 2016, bersama anak-anak muda Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, ia mendirikan Komunitas Mata Air Ngadiprono, sebuah komunitas yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat desa yang cerdas, mandiri, serta mampu mengelola sumber daya yang ada berdasarkan azas manfaat tanpa mengabaikan nilai-nilai pelestarian lingkungan. Pada akhir tahun 2016, Komunitas Mata Air Ngadiprono berkolaborasi dengan Spedagi untuk mendirikan Pasar Papringan Spedagi di Ngadiprono, sebuah upaya konservasi kebun bambu melalui pendekatan kreatif dengan mengangkat kearifan lokal masyarakat setempat. Melalui Pasar Papringan, kebun bambu yang sebelumnya dijadikan tempat pembuangan sampah warga bertransformasi menjadi sebuah ruang publik, ekonomi, sosial, dan budaya. Ia percaya bahwa desa sejatinya adalah pusat peradaban dunia.

SUGENG RIYADI

Pamong Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,
Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia
FB : sugeng.riyadi.940098

Lahir di salah satu desa pelosok di Wonogiri 38 tahun yang lalu, tidak serta merta membuat Sugeng akrab dengan musik karawitan. Seperti kebanyakan remaja lain, masa remaja Sugeng juga diisi dengan ceritanya bergabung dengan sebuah kelompok band, dan dilanjutkan berkenalan dengan musik keroncong yang mengantarkannya terjun ke dunia campursari. Seiring berjalannya waktu, teman-temannya di kelompok campursari menyarankan Sugeng untuk melanjutan studi di STSI (sekarang ISI Solo). Hal-hal baru di ISI solo membuka pikirannya akan kekayaan musik karawitan. Kelompok musik Los dan Rasamaya membawa Sugeng berkenalan dengan komposisi musik. Dengan beragam latar belakang musikal, melalui kelompok ini Sugeng mulai membangun kolaborasi lintas genre musik. Sebagai musisi Ia pernah berpartisipasi dalam Pekan Komponis Muda 2007, Temu Koreografer dan Komposer Muda di Bali, Yogyakarta Gamelan Festival, dll. Saat ini Sugeng bekerja di Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Temanggung dan menjadi salah satu panitia inti dalam proyek pra-konferensi Sendratari Tambujatra ICVR#3.

Siapa Panitia ICVR#3?

ICVR merupakan kerja kolaborasi tim Spedagi dengan komunitas lokal, akademisi, praktisi, para PNS muda, para sukarelawan yang tinggal di desa dan kota lokal dan global.

Panitia Kerja

Fransisca Callista

Ketua

Tara Sutrisno

Penggalangan Dana

N. Meida R.

Acara

Partini

Sekretaris

Tri Wahjuni

Bendahara

Lavinia Elysia

Hubungan Internasional

Yudo Nugroho

Publikasi

Luhur Setyo P.

Dokumentasi

Yudhi Setyawan

Artistik, Konsumsi

Imam A. Rofiq

Proyek Pra Konfrensi

Pratama Panji P.

Proyek Pra Konfrensi

Sugeng Riyadi

Proyek Pra Konfrensi

Panitia Pengarah

Dewan Penasehat