Kami mengundang siapa saja yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai Gerakan Revitalisasi Desa untuk berkumpul di sebuah desa di Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia. Sejenak tinggal di desa, kita akan berbincang santai serta berkegiatan bersama warga, para pegiat, praktisi, pemikir, institusi-institusi terkait dengan aktivitas Revitalisasi Desa, sekaligus merayakan keistimewaan desa.

Kegiatan ini dinamakan ICVR, singkatan dari International Conference on Village Revitalization yang pada tahun 2018 ini akan terselenggara untuk yang ke-3 kalinya. 

Tersedia tempat terbatas untuk 40 peserta Full- Program dan 60 peserta Seminar Program. Kegiatan yang diinisiasi oleh Spedagi ini diselenggarakan di lokasi digelarnya Pasar Papringan Ngadiprono, sebuah kegiatan revitalisasi kebun bambu (papringan) dengan pendekatan kreatif.

Desa Masa Depan Dunia

Tinggal di komunitas kecil, hidup dari sumber-sumber lokal, namun terbuka dan terkoneksi global adalah gambaran hidup di masa depan yang sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Tinggal di komunitas kecil memungkinkan kita menekan tingkat emisi karbon dan memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui daya dukung alam terhadap populasi yang hidup di dalamnya. 

Tinggal di komunitas kecil terbukti memberikan peluang lebih besar untuk meraih kualitas hidup yang lebih baik dari aspek sosial dan spiritual. Komunitas kecil tersebut sesungguhnya adalah Desa. Kita sebenarnya tidak perlu menciptakan komunitas kecil yang baru, yang diperlukan adalah me-Revitalisasi-nya. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membuka peluang untuk kembali tinggal di desa-desa dan pelosok dunia.

Revitalisasi Desa

Desa yang memiliki peluang besar menjadi komunitas masa depan telah lama terabaikan. Industrialisasi telah menjadikan peradaban kota mendominasi kehidupan global. Bukan hanya sumber daya alam yang terhisap ke kota, namun terjadinya brain-drain dari desa ke kota telah menyebabkan desa mengalami kekosongan pemikir. Akibatnya potensi desa tergerogoti permasalahan-permasalahan yang menumpuk tak terselesaikan. Kini saatnya untuk menyelamatkan masa depan dunia, dengan kembali tinggal dan berkarya di desa, bersama warga menyehatkan kembali desa. Desa-desa yang sehat akan menjadi pondasi yang kuat bagi keberlanjutan kehidupan global.

Spedagi merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk melakukan revitalisasi desa, membawa desa kembali menemukan jati dirinya sebagai komunitas lestari dan mandiri. Spedagi berkeyakinan bahwa sekarang merupakan saat yang tepat untuk kembali memikirkan desa sebagai tempat hidup masa depan karena sesungguhnya desa memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan menjadi tempat hidup yang nyaman, sekaligus menjadi komunitas yang lestari, mandiri dengan kehidupan sosial yang baik. Redistribusi populasi dari kota ke desa adalah sebuah keharusan untuk mewujudkan kehidupan berkelanjutan di bumi. Kembali ke desa bukanlah kembali ke masa lalu, karena kini desa justru menjadi harapan masa depan dunia.

VISI

Terwujudnya distribusi populasi manusia yang berimbang antara desa dan kota, dimana desa-desa maju-sejahtera, mandiri-lestari menjadi pondasi keberlanjutan kehidupan global.

MANDIRI

KREATIF

LESTARI

MISI

Memprakarsai program-program kreatif-inspiratif untuk mengajak anak-anak muda memilih desa sebagai tempat tinggal dan tempat berkarya kini dan ke depan.

Mengerahkan sumber daya eksternal ke desa untuk membantu  masyarakat desa dan pemangku kepentingan lain bersama-sama memecahkan permasalahan dan mengembangkan potensi desa.

Bersama pihak-pihak terkait mewujudkan model-model desa maju, sejahtera, mandiri, lestari sebagai  laboratorium hidup  pengembangan dan pelestarian desa. 

Mewujudkan pendidikan kontekstual sebagai jantung komunitas desa.

Sejarah

Permasalahan Desa bukanlah permasalahan lokal, melainkan sebuah permasalahan global. Desa-desa di hampir semua negara kini menghadapi masalah yang cukup serius, sementara pada sisi lain sebenarnya desa memiliki potensi untuk berperan dalam mewujudkan keberlanjutan kehidupan di bumi. Atas dasar hal tersebut, Spedagi bekerjasama dengan International Conference on Design for Sustainability (ICDS)– Jepang, menginisiasi International Conference on Village Revitalization (ICVR), sebuah konferensi dua tahunan tentang Revitalisasi Desa.

Apakah itu ICVR?

ICVR adalah konfrensi internasional 2 tahunan tentang Revitalisasi Desa. Kegiatannya mencakup seminar, workshop, ekskursi, pameran, serta inisiasi sejumlah Proyek Pra- Konferensi (PPK) yang dilaksanakan di lokasi konfrensi maupun di tempat-tempat lainnya. ICVR merupakan forum pertemuan para pegiat, praktisi, pemikir, institusi-institusi terkait dengan aktivitas Revitalisasi Desa dan juga para peserta muda. Kegiatan ini wajib diselenggarakan di area desa dan melibatkan warga setempat dengan menerapkan prinsip-prinsip lokalitas, kreativitas, kesederhanaan, kebergunaan, dan keberlanjutan.

Apa Tujuan ICVR?

  1. Memulai proyek-proyek baru dan melanjutkan proyek-proyek Revitalisasi Desa yang telah berjalan,
  2. Berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan para pelaku Revitalisasi Desa,
  3. Mengumpulkan masukan, pengetahuan dan pengalaman terkait Revitalisasi Desa,
  4. Membangun jejaring Revitalisasi Desa lokal maupun global,
  5. Mempromosikan hidup berkelanjutan melalui kegiatan Revitalisasi Desa.
  6. Menjadikan Revitalisasi Desa sebagai sebuah gerakan global.
ICVR#1 diselenggarakan bersama ICDS#9 pada bulan Maret 2014 di Desa Kandangan dan Desa Caruban, Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia. Sementara ICVR#2 diselenggarakan pada bulan Agustus 2016 di Desa Ato, Perfecture Yamaguchi, Jepang.

ICVR #1, 2014

Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah

Proyek Pra-Konferensi ICVR#1, 2014-sekarang

Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah

Sepeda Bambu Spedagi

Sepeda bambu Spedagi menggunakan bambu petung yang dibelah-belah, kemudian ditangkup dan dibentuk. Sepeda bambu Spedagi merupakan sepeda bambu pertama di dunia yang menggunakan konstruksi seperti itu. Bambu petung selain merupakan jenis bambu terkuat, bambu tersebut merupakan salah satu jenis bambu yang paling mudah ditemukan di banyak tempat di Indonesia. Sepeda bambu Spedagi bukan hanya wujud sebuah produk berkualitas berbasis sumber daya desa, namun juga menjadi picu awal lahirnya gerakan Revitalisasi Desa Spedagi, sebuah gerakan yang bertujuan untuk membawa Desa kembali ke harkat dasarnya sebagai komunitas lestari dan mandiri.

Spedagi Homestay

Untuk memfasilitasi kegiatan ICVR#1, Spedagi membangun beberapa homestay di desa lokasi pengembangan. Homestay Spedagi di desain oleh para arsitek dengan desain yang disesuaikan dengan potensi lokal. Dalam pembangunannya, homestay Spedagi memanfaatkan material murah dan sederhana, namun memiliki desain yang unik dan harmoni dengan alam sekitarnya. Selain berfungsi sebagai tempat menginap, homestay juga menjadi titik-titik pengembangan masyarakat sekitar. Homestay Spedagi menjadi salah satu proyek arsitektur pedesaan Spedagi yang sebagian pendapatannya digunakan untuk membiayai proyek Revitalisasi Desa Spedagi.

ICVR #2, 2016

Ato, Yamaguchi, Jepang

Proyek Pra-Konferensi ICVR#2, 2016-sekarang

Ato, Yamaguchi, Jepang

Pasar Papringan

Pasar Papringan diluncurkan bersamaan dengan kegiatan Homecoming for the Upcoming (HCUC), sebuah mini seminar menjelang ICVR dengan mengundang para alumni ICVR dan peserta baru. Pasar Papringan merupakan sebuah upaya konservasi kebun bambu dengan memberikan keriangan dan manfaat ekonomi pada warga setempat melalui promosi dan penjualan produk-produk berkualitas desa. Pendekatan ini memberikan edukasi bahwa desa sesungguhnya memiliki banyak aset yang berharga, namun selama ini tidak disadari warga setempat.

Spedagi Ato/Japan

Pada Mei 2015, Spedagi berpartisipasi dalam kegiatan ICDS (International Conference on Design for Sustainability) ke- 10 di Yamaguchi, Jepang. Pada kesempatan tersebut Spedagi mengunjungi Desa Ato, sebuah desa yang indah dengan alam yang terjaga serta infrastruktur yang sangat baik. Sayangnya, sebagian besar penduduk desa ini memilih tinggal dan bekerja di kota, sehingga yang tertinggal sebagian besar adalah para petani tua. Situasi seperti ini terjadi pada banyak wilayah pedesaan di Jepang. Gerakan Revitalisasi Desa Spedagi menarik perhatian warga dan generasi muda di sana dan memicu pendirian Spedagi-Ato, Spedagi internasional pertama. Selanjutnya ICVR ke-2 direncanakan diselenggarakan di Desa Ato pada pertengahan tahun 2016

Pasar Papringan

Bambu memiliki sejarah panjang dalam kehidupan masyarakat desa dan menjadi bagian hidup mereka dari sejak lahir sampai akhir hayat. Meskipun tidak terucap, bagi masyarakat desa pada umumnya bambu dianggap sebagai lambang kemiskinan. Pasar Papringan merupakan sebuah upaya untuk memberikan nilai lebih dari kebun bambu dengan memanfaatkannya menjadi pasar produk-produk lokal tanpa merusak kebun bambu itu sendiri. Masyarakat diharapkan kembali mencintai kebun bambu jika tempat tersebut memberi manfaat ekonomi, memiliki visual yang lebih indah, dan memberikan kebanggaan bagi mereka.

Berbeda dengan pasar desa pada umumnya, Pasar Papringan menjual produk-produk lokal yang berkualitas sehingga nilai produk menjadi lebih tinggi dan masyarakat bisa mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih besar. Kedatangan para pembeli secara tidak langsung turut membangun rasa percaya diri masyarakat desa lewat produk berkualitas yang dihasilkan. Di akhir tahun 2016, Spedagi mendampingi pengembangan Pasar Papringan kedua bersama Komunitas Mata Air dan masyarakat Dusun Ngadiprono. Pasar Papringan ini dinamai Pasar Papringan Ngadiprono.